Beranda Daerah FPRM Nilai Pemerintah Abaikan Pengungsi Rohingya

FPRM Nilai Pemerintah Abaikan Pengungsi Rohingya

3166
0
BERBAGI

Lingkarkita.com – Aceh Utara | Ketua Forum Peduli Rakyat Miskin (FPRM), Nasruddin, menilai pemerintah tidak serius menangani pengungsi Rohingya di Aceh. Pasalnya, dari jumlah pengungsi 396 orang, saat ini yang tinggal di camp BLK Lhukseumawe hanya 130 orang.

“Dari hasil investigasi kami, pemerintah kota Lhukseumawe telah menyerahkan pengungsi kepada UNHCR pada tanggal 4 Desermber 2020 dan ini sangat aneh,” ujar Nasruddin kepada lingkarkita.com, Senin (4/01/2021) di Langsa.

Padahal, kata Nasruddin, dalam Perpres 126 tahun 2016 bahwa pengungsi internasional yang telah menginjak kaki di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah.

“Ini kok aneh, malah Pemko Lhukseumawe menyerahkan kepada lembaga asing, ini sangat aneh dan patut dicurigai,” ujarnya.

Akibat kurangnya kepedulian pemerintah, lanjutnya, tentu berakibat kaburnya pengungsi dari camp penampungan, bahkan sampai ditangkap oleh warga di Bireun dan di luar Aceh, sehingga menimbulkan masalah baru di daerah lain.

Nasruddin juga menyampaikan tidak transparan pengelolaan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya, berapa jumlah dana yang telah diterima oleh Satgas dan berapa jumlah bantuan pangan yang diterima dari donatur maupun dari masyarakat.

Bahkan menurut informasi diterima, katanya, ada bantuan yang di keluarkan pada waktu malam hari menggunakan kenderaan, begitu juga dengan aset yang telah dibangun di atas tanah Pemkab Aceh Utara apakah dicatat dan bagaimana prosesnya kedepan.

“Ini harus jelas dari awal dan di buktikan antara Donatur, Pemkab Aceh Utara selaku pemilik lahan dan Pemko Lhukseumawe, jangan sampai aset yang telah dibangun  oleh LSM tersebut nantinya akan menjadi persoalan baru,” tuturnya.

Karenanya, Nasruddin meminta penegak hukum untuk segera melakukan audit bantuan yang telah dikelola oleh Satgas selama ini, karena menurutnya, hal ini penting dilakukan demi menjaga nama baik daerah di mata internasional.

“Jangan sampai negara kita menjadi taruhan akibat pelayanan pengungsi di Aceh buruk, bahkan terkesan membiarkan mereka pergi entah kemana, apa lagi sampai ada yang berangkat ke luar negeri melalui jalur gelap,” katanya.

Penulis: Mura

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here