Beranda Nasional Bukan Dihapus, Data Kematian Covid-19 Dirapikan untuk Akurasi Asesmen Level PPKM

Bukan Dihapus, Data Kematian Covid-19 Dirapikan untuk Akurasi Asesmen Level PPKM

1507
0
BERBAGI

Lingkarkita.com – Jakarta | Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi memberikan penjelasan tentang tidak dimasukkannya angka kematian dalam asesmen level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Bukan dihapus, hanya tidak dipakai sementara waktu karena ditemukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi atau bias dalam penilaian,” katanya di Jakarta Rabu (11/8/2021).

Pemerintah, kata Jodi, menemukan bahwa banyak angka kematian yang ditumpuk-tumpuk atau dicicil pelaporannya, sehingga dilaporkan terlambat.

“Jadi, terjadi distorsi atau bias pada analisis, sehingga sulit menilai perkembangan situasi satu daerah,” tambahnya.

Data yang bias ini, lanjut Jodi, menyebabkan penilaian yang kurang akurat terhadap level PPKM di suatu daerah.

Namun demikian, Jodi menambahkan bahwa data yang kurang update tersebut juga terjadi karena banyak kasus aktif yang tidak ter-update lebih dari 21 hari.

“Banyak kasus sembuh dan angka kematian akhirnya yabg belum ter-update,” urainya.

Untuk mengatasi hal ini, Jodi menegaskan bahwa pemerintah terus mengambil langkah-langkah perbaikan untuk memastikan data yang akurat.

“Sedang dilakukan clean up (perapian) data, diturunkan tim khusus untuk ini. Nanti akan di-include (dimasukkan) indikator kematian ini jika data sudah rapi,” ujarnya.

Sembari menunggu proses itu, Jodi menuturkan bahwa untuk sementara pemerintah masih menggunakan lima indikator lain untuk asesmen, yakni BOR (tingkat pemanfaatan tempat tidur), kasus konfirmasi, perawatan di rumah sakit (RS), pelacakan (tracing), pengetesan (testing), dan kondisi sosioekonomi masyarakat.

Sumber: Beritasatu.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here