Beranda Daerah 50 Scurity dan Mahasiswa Unsam Ikuti Pelatihan Penaganan Mitigasi Bencana

50 Scurity dan Mahasiswa Unsam Ikuti Pelatihan Penaganan Mitigasi Bencana

1942
0
BERBAGI

Lingkarkita.com, Kota Langsa – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menggelar Pelatihan Penanganan Mitigasi Bencana bagi mahasiswa dan Scurity Universitas Samudra (Unsam), Kamis (2/12).

Kegiatan pelatihan penanganan Mitigasi Bencana itu langsung dibuka oleh rektor Unsam Dr.Ir Hamdani, MT dan bekerja sama dengan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Langsa serta Dinas Sosial.

Ketua panitia pelaksana Diklat MATANA, Dr Teuku Hasan Basri, MPd kepada wartawan mengatakan, kegiatan tersebut diikuti 50 peserta, scurity dan mahasiswa selama empat hari mulai Rabu hingga Sabtu.

“Kita harapakan kerjasama yang baik dengan BPBD Kota Langsa dan Dinas Sosial. Pada hari ke dua kegiatan diklat Matana tim dari BPBD Kota Langsa memberikan penjelasan cara mengunakan tabung racun api untuk melalukan pemadaman api,” katanya.

Sementara, kata Teuku Hasan Basri, pada hari ketiga mendapat pemapaparan oleh Sekretaris BPBD Langsa Reza Pati dan didampingi oleh Syarial ,Andi ,Edo dan Lina terkait evakuasi.

“Seperti menolong orang yang tengelam juga harus hati hati dan jangan panik. Selanjutnya pada hari ini Kamis, (2/12) langsung mendapat pemaparan dari kepala Dinas Sosial Armia. SP,” ujarnya.

Dalam pemaparannya Kepala Dinas Sosial, kata Teuku Hasan Basri, memberi materi mitigasi bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam.

“Antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor serta bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa dan rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal tekhnologi gagal modernisasi dan epidemi,” paparnya.

Teuku Hasan Basri juga menyebut Kadinsos Armia mengatakan bencana sebenarnya merupakan masalah sekaligus juga adalah urusan kita bersama.

“Dalam konteks ini maka mahasiswa sesungguhnya memiliki peran yang penting dalam membantu masyarakat agar selamat dari bencana,” tuturnya.

“Kita patut sepakati bersama, bahwa ancaman bencana selain merupakan takdir dan janji Allah SWT, maka sebenarnya adalah juga merupakan peristiwa alam yang sering terjadi dan bersifat siklus,” kata Teuku Hasan Basri mengutip Armia.

Oleh sebab itu, lanjutnya, peningkatan kapasitas masyarakat dan juga peran perguruan tinggi dalam hal ini tentu saja akan menjadi hal yang penting, terutama mahasiswa dan masyarakat yang berbasis keluarga. (jul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here