Lingkarkita.com, Kota Langsa – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Langsa, menggelar workshop penguatan kapasitas insan media untuk mendukung kota tanggap ancaman narkoba di Aula Hotel Kartika Langsa, Senin (7/3) sore.
Kepala BNN Kota Langsa, AKBP H Basri SH MH dalam sambutannya mengatakan, lebih berbahaya narkoba ketimbang Covid 19. Dimana ketika kena Covid 19 ada dua kemunginan yakni sembuh atau meninggal dunia, sedangkan terpapar narkoba banyak dampak yang terjadi, seperti kriminal, kecanduan, gangguan kejiwaan hingga meninggal dunia dan banyak lainnya akibat narkoba.
Karenanya, kata Basri, peran media dalam memberitakan terkait narkoba adalah hal yang positif karena persoalan narkoba tidak hanya tanggungjawab BNN, Polri dan TNI tapi tanggung jawab semua pihak.
“Terkait mewujudkan kota tanggap narkoba ini menjadi tanggung jawab bersama semuanya pihak termasuk rekan media,” papar Basri.
Ia menyebut, menurut catatan pihak BNN, pada tahun 2019 ada sekitar 1,8 persen masyarakat indonesia terpapar narkoba atau 3,4 juta orang dan ada sekitar 1 juta yang bisa diselamatkan.
Lalu, pada Tahun 2020, ada peningkatan sekitar 1,9 persen yang terpapar narkoba ada peningkatan yang signifikan.
Dikatakan, sejauh ini ada UU No. 35 tahun 2009 terkait narkoba yang musti diaplikasikan bersama dengan pemerintah, karenanya narkoba saat ini seperti gunung es yang kita takutkan akan pecah.
Sementara Kepala Dinas Kominfo Kota Langsa, M Husin mengatakan, landasan yudiris UU No. 14 tahun 2008, tentang keterbukaan infomasi publik.
“Masih lembaga pemerintah yang belum maksimal terkait infomasi publik yang belum dilaksanakan oleh dinas,” katanya. (red)
