Lingkarkita.com, Jakarta – Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Mohamad Hasan mandapat sorotan setelah terjadi ledakan gudang peluru milik Kodam Jaya pada Sabtu petang, 30 Maret 2024.
Mohamad Hasan menduga penyebab ledakan adalah amunisi yang sudah disimpan di gudang tersebut.
“Amunisi-amunisi yang sudah berlimpah itu kembali dari berbagai satuan yang dilayani di seluruh wilayah Kodam di Jakarta ini dan kami ada 160.000 jenis dan bahan peledak,” kata dia.
Pangdam Jaya menerangkan, ledakan gudang peluru itu terjadi sebanyak tiga kali. Suara ledakan di gudang peluru itu pertama kali terdengar pada pukul 18.05 WIB. Setelah ditelusuri, ledakan bersumber dari gudang amunisi nomor 6 yang semula tampak mengeluarkan asap. “(Asap) ternyata terindikasi ledakan,” ucapnya.
Pestanya memastikan tidak ada korban dari peristiwa ini. “Sampai dengan saat ini kami sudah memeriksa seluruh lokasi, di arah organisasi tidak ada jiwa,” kata Hasan di lokasi, Sabtu malam, 30 Maret 2024. Dia mengatakan kondisi di sekitar tempat kejadian perkara telah dinyatakan aman. Meski begitu, ledakan kecil masih terdengar di sekitar lokasi.
Profil Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta atau Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan
Jenderal Mohamad Hasan diangkat menjadi Pangdam Jaya oleh Panglima TNI Yudo Margono berdasarkan surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/267/III/2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Kala itu Hasan dipindah tugas dari jabatan sebelumnya sebagai Pangdam Iskandar Muda.
Hasan lahir di Bandung pada tanggal 13 Maret 1971. Keluarganya bersuku Minangkabau dan berasal dari Jorong Gantiang Koto Tuo, Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ayahnya, Nazir Zubir merupakan anggota TNI dan Ibunya bernama Asni. Meski lahir di Jawa, dia menghabiskan masa remajanya di Sumatra.
Hasan pindah sekolah ke kampung orang orang tuanya di Canduang saat kelas 2 SMP. Ia bersekolah di SMP Negeri Simpang Candung dan melanjutkan di SMA Negeri 1 IV Angkat Candung, kini SMA Negeri 1 Ampek Angkek. Semasa SMA, Hasan dijuluki Si Doel karena kepiawaian menulisnya. Tulisannya pun acap dipajang di majalah dinding sekolah.
Setelah masuk pendidikan wajib, Hasan lalu masuk ke Akademi Militer alias Akmil dan lulus oada tahun 1993. Hasan diketahui pernah terjun dalam berbagai operasi militer, seperti Operasi Timor Timur pada tahun 1995, Operasi Irian Jaya pada tahun 1999, hingga Operasi Memangkas pada tahun 2019.
Sejumlah jabatan yang pernah diembannya antara lain menjadi Komandan Satuan Grup 1/Para Komando Kopassus, hingga Kasi intel Grup 1/Para Kopassus. Selain itu, pernah pula nasi Komandan Kodim 0104/Aceh Timur pada tahun 2011 hingga 2013. Dia lalu menjabat sebagai Wakil Komandan Grup 2/Sandi Yudha Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura pada tahun 2013 hingga 2014.
Pada tahun 2014 hingga 2016, Hasan diamanahi menjabat Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres. Kariernya terus menjadi Komandan Korem 061/Surya Kencana pada tahun 2018 hingga 2019. Dia kemudian menjadi Wakil Komandan Jenderal Kopassus.
Pada September 2020, Hasan diangkat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus atau Danjen Kopassus. Pada 9 Desember 2021, Hasan juga ditunjuk sebagai Pangdam Iskandar Muda di Aceh. Ini adalah jabatan terakhirnya sebelum diangkat menjadi Pangdam Jaya pada Rabu, 8 Maret 2023.
Selain dalam negeri, Hasan juga pernah mendapat pengalaman di luar negeri, seperti Tiongkok (1996, 2002, 2005, 2016 dan 2017), Malaysia (1996, 2016 dan 2017), Jepang (2003, 2006 dan 2016), Perancis (2003 dan 2006 ), Yunani (2003), Vietnam (2003 dan 2006), Belgia (2005, 2006 & 2016), Turki (2016 dan 2017), Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Belanda, Rusia, Iran, India, Laos, Korea Selatan, Filipina (2016), serta Australia (2017).
Penghargaan yang disandang Hasan di dada firasat antara lain Special Operator Insignia (US Marine Corps), Basic Parachutist Badge (US Army), Air Assault Badge (US Army), Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army), Master Parachutist Badge (Singapore Army) , dan Lambang Unit Khusus Pasukan Khusus (US Army.
Sedangkan tanda jasa di dada kirinya yaitu Brevet Pin Alumni Lemhannas, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Terjun Bebas, Brevet Para Utama, Pin Alumni Seskoad Brevet Pemburu, Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor), dan Pin Setia Waspada Paspampres.
Lalu Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, dan Bintang Yudha Dharma Nararya. Kemudian Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun, Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun, dan Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun.
Selain itu Satyalancana Dharma Nusa, Satyalancana Wira Siaga, Satyalancana Ksatria Yudha, Satyalancana GOM IX Raksaka Dharma, Satyalancana Seroja, Satyalancana Wira Karya.
Sumber: tempo.co