Lingkarkita.com, Jakarta – Indonesia saat ini masih menanti hasil pengeboran yang dilakukan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan mitra asal Amerika Serikat (AS) yakni EOG Resources. Khususnya, terkait hasil pengeboran dua sumur Migas Non Konvensional (MNK) yakni Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1 di Blok Rokan, Riau. Pasalnya, guna merealisasikan target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph), pemerintah masih menaruh harapan pada pencarian cadangan MNK ini.
Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai peningkatan produksi minyak melalui eksplorasi MNK di Blok Rokan patut didukung dan diapresiasi. Sebab, keberhasilan proyek MNK di AS bisa menjadi contoh, meski kondisi dan karakter teknik tidak sama persis.
Menurut Hadi, potensi MNK di Blok Rokan cukup besar, bahkan sumber daya MNK di Blok Rokan diperkirakan mencapai beberapa miliar barel.
“Sehingga eksplorasi MNK di sumur Gulamo#1 dan Kelok#1 menjadi pintu masuk untuk melihat apakah potensi MNK di Rokan itu secara teknis dan operational bisa komersial seperti di USA,” kata Hadi kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (9/7/2024).
Hadi menjelaskan bahwa untuk merealisasikan produksi minyak melalui sumur MNK sejatinya membutuhkan waktu. Pasalnya, MNK adalah pengeboran pada layer unkonvensional, sehingga diperlukan teknik khusus untuk menguras minyak dari reservoir.
“Ini membutuhkan kajian yang mendalam sehingga produksi MNK ini optimum dan competitive. Mengingat MNK ini recovery factor rendah, untuk mendapatkan volume yang sama dari konvensional well, diperlukan jumlah sumur yang lebih banyak,” katanya.
Sementara, jika ternyata dari production test di exploration well menunjukkan tanda tanda yang baik, maka perlu dilakukan pengeboran sumur deliniasi untuk melihat batasan size dan geometri reservoir.
“Baik vertikal maupun lateral, sehingga bisa dihitung dengan baik dan akurat volume OOIP MNK tersebut. Jadi harus bersabar beberapa bulan lagi sampai production test menunjukkan tanda tanda positif,” katanya.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengungkapkan telah menuntaskan pengeboran dua sumur Migas Non Konvensional (MNK) di Wilayah Kerja Rokan.
Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto menjelaskan sejauh ini pihaknya telah melakukan tajak dua sumur MNK di Blok Rokan, di mana tajak dilakukan pada sumur Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1.
“Kedua sumur yang relatif dalam tersebut telah selesai dilakukan pengeboran, pengambilan data logging dan data inti batuan (coring) yang saat ini sedang dilakukan evaluasi,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/7/2024).
Lebih lanjut, pada tahap selanjutnya akan dilakukan uji coba perekahan dan uji alir hidrokarbon di Sumur Gulamo DET-1 yang diperkirakan akan dimulai pada Juli 2024.
“Rancangan program lanjutan akan disusun berdasarkan hasil Studi Potensi MNK ini,” ujarnya.
Rudi berharap eksplorasi migas non konvensional (MNK) ini diharapkan akan membuka peluang pengembangan MNK dan meningkatkan produksi migas nasional.
Sumber: CNBC Indonesia