
Lingkarkita.com, Aceh Utara – Guna menerapkan praktik pertanian yang baik, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Aceh Utara memberikan pelatihan kepada 170 orang petani sawit dari empat desa di Kabupaten Aceh Utara, Selasa (23/07/2024). Kegiatan itu berlangsung di Blok B Desa Seureukey, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, hingga 25 Juli 2024.
Kegiatan yang digelar itupun bekerjasama dengan USAID yang merupakan salah satu lembaga Dari Rakyat Amerika, dan Kementerian PPN/Bappenas dengan mengusung tema “Memperkuat Kapasitas Petani Dalam Menerapkan Praktik Pertanian Yang Baik (Good Agriculture Practices/GAP)”.
Ketua SPKS Aceh Utara, Abu Bakar AR, menuturkan, para peserta pelatihan merupakan petani sawit dari empat Desa yang ada di Aceh Utara yaitu Desa Seureukey, Desa Leubok Pusaka, Desa Cot Girek, dan Desa Leubok Mukue. Pada pelatihan itu, peserta diberikan pemahaman untuk bagaimana mengelola kebun sawit dengan baik.
“Kemudian tentang cara pengelolaan termasuk dalam hal pemanenan dan tentang rantai bagaimana penjualan TBS itu supaya harganya lebih stabil. Maka diharapkan semoga petani yang mengikuti pelatihan ini nantinya mampu memahami dan bisa mempraktikkan kebun kelapa sawitnya dengan baik,” ujar Abu Bakar yang juga Ketua Koperasi Produsen Perkebunan Berkat Bunga Damai Aceh Utara.
Selain itu, kata Abu Bakar, para peserta juga dilatih untuk menanggulangi mitigasi bencana kebakaran terutama Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Dalam hal ini turut disampaikan oleh Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Aceh Utara, NS Mulyadi, sebagai pemateri mengenai Karhutla.
Pada materinya menjelaskan bahwa Karhutla adalah bencana alam yang merugikan, dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi, dan bahaya kesehatan. Penyebabnya bisa dari faktor alam seperti kondisi cuaca yang memicu kekeringan dan angin kencang dapat mempermudah penyebaran api.
“Dalam hal ini konteksnya adalah bagaimana memitigasi kebakaran pada saat kita melakukannya di lahan, artinya Karhutla. Jadi kami memberikan edukasi terkait tentang bagaimana sistem penanganan bila terjadi bencana kebakaran baik di lahan, maupun di luar,” ujar Mulyadi saat diwawancarai Lingkarkita.com.
Usai mendengarkan materi, para peserta langsung melanjutkan ke tahap praktek memadamkan api dengan menggunakan kain basah. Dimana para petani baik dari kaum adam maupun kaum hawa, dengan cermat dan memperhatikan bagaimana penanganan yang baik jika suatu saat terjadi kebakaran di lahan.
“Ya tentunya kita sangat mengapresiasi para peserta yang didominasi petani sawit, sangat serius mengikuti pelatihan ini. Karena memang ini sangat penting, nantinya para petani bisa mengelola lahan pertanian mereka dengan baik,” tukas Abu Bakar AR, Ketua SPKS Aceh Utara.
Sementara itu Muhammad Hamdani, petani dari Desa Seureukey, mengatakan, sangat membantu bagi petani terutama tentang menanggulangi bencana kebakaran. “Ini sangat luar biasa. Disini kita mendapatkan ilmu untuk bagaimana memadamkan api dimulai dari api yang kecil. Kami juga sudah langsung mempraktikkannya tadi,” ucap Hamdani.
Reporter: Chairul Sya’ban