Lingkarkita.com, Aceh Utara – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Aceh periode 28 Juli 2024 hingga 03 Agustus 2024. Beberapa daerah di Bumi Serambi Mekkah itupun kini berstatus Siaga dan Waspada.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Nasrol Adil, menerangkan, bahwa berdasarkan hasil analisis dan prakiraan angin lapisan 3000 feet, wilayah Aceh saat ini terdapat potensi daerah Shearline (Belokan) dan daerah pertemuan angin (Konvergensi) di Barat – Selatan wilayah Provinsi Aceh.
“Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konventif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang serta dapat menyebabkan banjir, tanah longsor dan gelombang tinggi yang berlaku untuk tanggal 28 Juli – 03 Agustus 2024,” terang Nasrol Adil, dalam Press Release yang ditandatanganinya pada Minggu (28/07/2024).
Kondisi ini diperkuat oleh adanya fenomena Gelombang Rossby Equator, yakni gelombang atmosfer yang membawa masa udara yang bersifat basah dan bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator, umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.
“Gelombang ini juga mendukung serta memperkuat potensi pertumbuhan awan konventif yang dapat menyebabkan hujan dengan durasi yang cukup lama dan cakupan wilayah yang luas. Beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengkibatkan bencana hidrometeorologi,” imbuh Nasrol Adi.
Sebagaimana Press Release yang diterima Lingkarkita.com pada Senin (29/07/2024), adapun beberapa wilayah di Aceh yang berpotensi cuaca ekstrem sehingga berstatus Siaga, meliputi :
1. Aceh Jaya,
2. Aceh Barat,
3. Nagan Raya,
4. Aceh Barat Daya (Abdya),
5. Aceh Selatan,
6. Subulussalam,
7. Aceh Tengah,
8. Bener Meriah,
9. Gayo Lues,
10. Aceh Tenggara,
Sedangkan beberapa daerah yang berstatus Waspada dari pengaruh potensi cuaca ekstrem tersebut, meliputi :
1. Banda Aceh,
2. Aceh Besar,
3. Sabang,
4. Pidie,
5. Pidie Jaya,
6. Bieureun,
7. Aceh Utara,
8. Langsa,
9. Lhokseumawe,
10. Aceh Timur,
11. Aceh Tamiang,
12. Aceh Singkil,
13. Simeulue,
Sementara untuk beberapa wilayah perairan yang patut di waspadai terkait gelombang tinggi mencapai lebih dari 2,5 meter yakni Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh dan Perairan Samudera Hindia Barat Aceh.
Pemerintah dan masyarakat dihimbau untuk memastikan kapasitas infrastruktur dalam keadaan baik sebagai upaya antisipasi angin kencang, memonitor sistem tata kelola sumber daya air agar siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan, dan melakukan penebangan pohon jika diperlukan, menertibkan baliho semi permanen, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.
“Menyikapi hal tersebut diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Aceh dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG,” tukas Nasrol Adil dalam press release yang diterima Lingkarkita.com.
Reporter: Chairul Sya’ban