
Lingkarkita.com, Aceh Utara – Penyelundupan narkoba jenis sabu sebanyak seratus kilogram berhasil digagalkan oleh Tim Ferst One Quick Response (F1 QR) TNI AL Lanal Lhokseumawe, Aceh. Selain mengamankan barang bukti, petugas juga mengamankan seorang tersangka berinisial JB (45).
Keberhasilan ini berlangsung dalam sebuah operasi di Pantai Lhok Pu’uk, Kecamatan Seuneuddon, Kabupaten Aceh Utara, pada Rabu (05/03/2025), berawal dari informasi adanya aktivitas mencurigakan di pesisir pantai tersebut. Dari informasi itu, terindikasi adanya transaksi narkoba dalam jumlah besar yang dilakukan oleh jaringan penyelundupan internasional melalui jalur laut.

Tim F1 QR Lanal Lhokseumawe bergerak ke lokasi yang dicurigai dan melakukan penyisiran serta pengintaian di sekitar area pendaratan barang haram tersebut. Setelah memastikan keberadaan barang bukti, tim langsung melakukan penyergapan dan penangkapan.
Dari hasil operasi itu, tim berhasil menemukan 100 bungkus berisi sabu dengan berat total 100 kilogram. Barang bukti itu disembunyikan dengan cara ditimbun dalam tanah di kandang kambing, diduga untuk mengelabui aparat penegak hukum.

Saat proses penangkapan, pelaku berusaha memberikan perlawanan. Namun, dengan kesiapan dan profesionalisme tinggi, tim TNI AL berhasil mengamankan seluruh barang bukti dan membawa pelaku ke Mako Lanal Lhokseumawe tanpa insiden berarti.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal I) Brigjen TNI (Mar) Jasiman Purba, S.E., CHMRP., dalam konferensi pers yang berlangsung di Mako Lanal Lhokseumawe, Kamis (06/03/2025), menegaskan bahwa TNI AL tidak akan memberikan ruang bagi jaringan penyelundupan narkotika yang mencoba memanfaatkan jalur laut Indonesia sebagai jalur peredaran barang haram.
“Ini adalah bentuk komitmen penuh TNI AL dalam menjaga perairan Indonesia dari ancaman narkotika. Kami akan terus memperkuat patroli dan operasi intelijen guna memastikan jalur laut tidak digunakan sebagai sarana penyelundupan narkoba. Keberhasilan ini juga berkat kerja keras tim kita dan aparat penegak hukum lainnya,” tegas Brigjen Jasiman Purba.
Sementara itu, Komandan Lanal (Danlanal) Lhokseumawe, Kolonel Laut (P) Andi Susanto, mengungkapkan bahwa operasi ini tidak hanya berfokus pada penyitaan barang bukti, tetapi juga bertujuan untuk mengungkap jaringan penyelundupan yang lebih besar.
“Kami akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini untuk mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam jaringan ini. Ini bukan sekadar kasus penyelundupan biasa, tetapi bagian dari jaringan besar yang berusaha merusak generasi muda Indonesia,” ujar Kolonel Andi Susanto.
Pelaku saat ini masih sedang menjalani proses pemeriksaan intensif oleh pihak berwenang. TNI AL dan aparat penegak hukum lainnya akan terus menelusuri jaringan ini hingga ke akar-akarnya guna memastikan seluruh pihak yang terlibat mendapatkan hukuman setimpal.
Dengan keberhasilan operasi ini, TNI AL menegaskan bahwa akan terus meningkatkan patroli laut, memperkuat koordinasi dengan aparat terkait, serta mengintensifkan operasi intelijen untuk mencegah masuknya narkotika ke wilayah Indonesia.
Upaya pemberantasan narkoba bukan hanya tugas aparat, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Aceh dikenal sebagai salah satu wilayah strategis yang sering menjadi jalur masuk narkotika dari luar negeri, terutama melalui jalur laut.
Modus penyelundupan yang digunakan pun semakin beragam, mulai dari penyimpanan di kandang hewan, penyamaran di dalam perahu nelayan, hingga penyelundupan menggunakan kapal-kapal kecil yang sulit terdeteksi.