
Lingkarkita.com, Aceh Utara – Ratusan petani menyampaikan protes terhadap penggalian saluran (Parit) di Kemukiman Beurandang, tepatnya di Desa Beurandang Asan, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, yang dikerjakan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 6 Cot Girek.
Parit yang berbatasan antara kebun masyarakat dengan lahan PTPN IV Regional 6 Cot Girek tersebut dinilai memutus akses yang selama ini menjadi jalan utama bagi petani, bahkan menyulitkan petani mengangkut hasil pertanian mereka.
Bentuk protes itu mulai menggema sejak PTPN IV Regional 6 Cot Girek yang merupakan perusahaan BUMN, menggali parit sejak akhir Maret lalu atau tepatnya pada 27 Ramadhan 2025. Kini, para petani masih menunggu itikad baik dari PTPN IV Regional 6 Cot Girek.

Geuchik Desa Beurandang Asan, Saifullah, kepada wartawan, Rabu (16/04/2025), mengatakan, penggalian parit dengan lebar sekitar 7 meter digali PTPN di sepanjang lima desa, meliputi Beurandang Asan, Beurandang Dayah, Drien Dua, Beurandang Krueng, dan Seupeng.
Selama ini, kata Saifullah, jalan masuk menuju perkebunan masyarakat menjadi akses utama petani untuk beraktivitas dan mengeluarkan hasil panennya. Namun, kini justeru terhalang dengan penggalian parit yang dikerjakan PTPN IV Regional 6 Cot Girek.
“Akibat adanya penggalian parit tersebut, jalan yang selama ini menjadi akses petani untuk berkebun justeru terputus. Rata-rata masyarakat saya bertani di kebun itu, kurang lebih ada 600 Hektare. Kini sudah sulit untuk diakses ke sana sejak penggalian parit dilakukan,” ujar Saifullah kepada wartawan.
Dikatakan, pihak PTPN IV Regional 6 Cot Girek sudah menjumpainya untuk menyampaikan upaya mediasi maupun musyawarah guna membahas persoalan itu. “Mereka (PTPN) meminta waktu sampai Senin untuk mediasi persoalan ini. Dikhawatirkan emosi masyarakat (Petani) memuncak bila tidak ada hasil,” imbuh Saifullah.
Untuk mengeluarkan hasil panen, seperti Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, petani terpaksa melangsir dengan cara melemparkan terlebih dahulu sawit-sawit itu ke parit, kemudian mengangkut kembali dari parit hingga ke atas jalan. Biasanya, hasil panen dengan mudah dikeluarkan dengan cara diangkut menggunakan kenderaan, baik mobil, sepeda motor, maupun becak mesin.

Camat Cot Girek, Kamaruddin KS, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut. “Ini kan sudah agak viral sejak beberapa hari belakangan, karena di jalur yang biasanya masyarakat lewati sebagai akses mereka untuk ke kebun digali untuk parit, jadi ini akses yang biasa mereka lewati sudah putus,” ujar Kamaruddin KS.
Walaupun sebenarnya ada alternatif lain, namun petani harus menempuh jarak yang jauh dan melewati desa lain. Pihaknya juga sudah mengkonfirmasi permasalahan itu ke pihak PTPN tersebut. “Dikarenakan saat ini mereka (PTPN) sedang adak kesibukan internal, sehingga belum berkesempatan untuk bertemu,” imbuh Kamaruddin, disamping Geuchik Beurandang Asan, Saifullah.
Intinya, lanjut Kamaruddin, pihak PTPN IV Regional 6 Cot Girek berjanji untuk bertemu pada Senin nantinya. “Sebelumnya PTPN telah mengirimkan Tim untuk menjumpai pihak Desa, dalam hal ini Geuchik Beurandang Asan. Tentu kita berharap agar dalam pertemuan Senin nanti berjalan sesuai dengan kondisi dan harapan masyarakat,” tukas Kamaruddin.

Menyikapi persoalan ini, wartawan mencoba konfirmasi ke pihak PTPN IV Regional 6 Cot Girek. Sayangnya, pihak Manajemen salah satu perusahaan BUMN tersebut justeru enggan ditemui dikarenakan sedang sibuk. Salah satu petugas Satpam (Security) yang menemui wartawan pun meminta untuk kembali pada hari Senin. [ ]