
Lingkarkita.com, Aceh Utara – Pendistribusian air bersih Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Pase Aceh Utara melalui Instalasi Pengolahan Air (IPA) maupun Water Treatment Plan (WTP) untuk pelanggan di sejumlah desa di Kecamatan Cot Girek, terhenti sejak beberapa hari terakhir.
Hal ini justeru memicu keluhan masyarakat yang selama ini menjadi pelanggan Perumda Tirta Pase untuk mendapatkan air bersih secara normal. Beragam reaksi muncul di kalangan masyarakat untuk mencari tahu secara pasti penyebab terhentinya distribusi air bersih tersebut.
Salah satu warga di Desa Trieng, Saifuddin, kepada Lingkarkita.com, mengatakan, perlu adanya penanganan segera dari Perumda Tirta Pase agar kebutuhan air bersih untuk pelanggan dapat kembali normal. Iapun berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Utara turun tangan.
“Ini bukan kali pertama terjadi, namun kali ini total terhenti. Kami sebagai pelanggan tidak mengetahui pastinya penyebab distribusi air bersih terhenti, tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari Perumda Tirta Pase,” ujar Saifuddin kepada Lingkarkita.com, Selasa (13/05/2025).
Menurutnya, jika permasalahan itu tidak segera diatasi, maka dikhawatirkan dapat memicu kemarahan pelanggan. “Yang kita khawatirkan permasalahan ini memicu kemarahan pelanggan mendatangi Perumda menanyakan apa penyebabnya dan sejauhmana sudah penanganan, namun kita tidak ingin itu terjadi,” imbuh Saifuddin.

Menindaklanjuti keluhan masyarakat, Lingkarkita.com pada Rabu (14/05/2025) mendatangi tempat IPA maupun WTP di Desa Cot Girek. Tampak bendungan di Krueng (sungai) Peutoe yang dijadikan tempat pengisapan air telah rusak dan abrasi. Debit air yang mengecil tak mampu mensuplai ke saluran pipa besar untuk dialiri ke sumur dan WTP.
“Itu bendungan yang sudah ada sudah bermasalah di DAS-nya. Jadi, penyuplaian air untuk sementara ini sedang bermasalah karena produksi yang dihasilkan oleh Inteks atau di pengolahan air sekarang tidak mencukupi kebutuhan,” ujar Taufik Maulizar, Unit Pelayanan di Kecamatan Cot Girek dibawah Perumda Tirta Pase, saat ditemui Lingkarkita.com.
Sebagaimana pengamatan Lingkarkita.com, bendungan tersebut terletak tidak jauh dari lokasi WTP. Kondisi bendungan juga memprihatinkan, bahkan pada bibir sungai juga mengalami abrasi parah akibat derasnya arus sungai yang meninggi setiap hujan lebat mengguyur. Sisi lain, saat bendungan rusak sekarang ini justeru debit air mengecil.

Menurut Taufik, pihaknya saat ini juga mengupayakan sistem pendistribusian air bersih dengan cara penjadwalan pembagian. Bagi desa-desa yang jauh dari WTP, kemungkinan air bersih tidak dapat dialiri mengingat debit air dan pipa pengisapan yang kecil saat produksi air dari bendungan ke sumur Intake.
Informasi yang diperoleh Lingkarkita.com, dari total 24 Desa yang ada di Kecamatan Cot Girek, hanya beberapa desa saja yang pendistribusian air bersih masih berjalan, diantaranya Desa Cot Girek, Desa Alue Seumambu, Desa Ulee Gampong, dan Desa Batu 12.
“Di sini (desa) kami distribusi air bersih masih berjalan meski terkadang mengecil dan juga macet,” ujar Syamsuddin, Geuchik Desa Alue Seumambu kepada Lingkarkita.com. Di Desa Cot Girek, hal senada disampaikan beberapa pelanggan disana, air bersih masih berjalan dengan normal.

Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Pase, T. Hidayatuddin, saat dikonfirmasi Lingkarkita.com, mengatakan, pihaknya tetap terus berupaya semaksimal mungkin agar pendistribusian air bersih kembali berjalan dengan normal. Salah satunya, dengan mewacanakan membangun bendungan baru yang lokasi tak jauh dari bendungan saat ini.
“Kondisi bendungan saat ini rusak, jadi air tidak dapat diproduksi ke Intake. Kita tetap berupaya, dan insyaallah membangun bendungan baru di lokasi yang sudah ada dan tidak jauh dari bendungan saat ini. InsyaAllah di akhir bulan Juli sudah mulai dikerjakan, anggaran yang dibutuhkan sekira 400 juta,” kata Hidayatuddin, menjawab Lingkarkita.com.
Berdasarkan penelusuran yang diperoleh Lingkarkita.com, pendistribusian air bersih terhenti di beberapa desa, diantaranya Alue Drien, Seuneubok Baro, U Baro, Ceumpeudak, Matang Teungoh, Pucok Alue, Kampung Bantan, Lhok Meurbo, Kampung Tempel, Trieng, Jeulikat, Lhok Reuhat, Lueng Baro, dan Ara. [ ]