Lingkarkita.com, Aceh Utara – Guna mencegah hama Wereng Batang Cokelat (WBC), Dinas Pertanian Aceh Utara dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) melakukan penyemprotan massal pada tanaman padi di Gampong (desa) Alue Drien, Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (04/09/2025).
Langkah ini juga disebut sebagai gerakan pengendalian hama WBC, juga upaya agar serangan hama tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar, mengingat sejak belakangan ini kondisi tanaman padi di Gampong tersebut memprihatinkan akibat serangan hama.
Koordinator POPT Aceh Utara, Muhammad Nur, S.Pi, mengatakan, WBC merupakan hama yang berbahaya karena bisa menyebabkan gagal panen hingga 100 persen bila tidak dikendalikan sejak dini. Oleh karena itu, dengan adanya gerakan ini pihaknya bersyukur dapat melakukan pencegahan bersama petani.
Menurutnya, kegiatan ini terlaksana berkat dukungan Dinas Pertanian Aceh Utara, UPTD, serta bantuan sarana dari Laboratorium Proteksi Tanaman (LPHP) Peureulak. “Kami berharap langkah ini dapat memperkuat pertahanan tanaman padi agar tetap produktif hingga masa panen,” ujarnya.
Dalam hal ini, katanya lagi, petani agar tidak hanya mengandalkan penyemprotan pestisida, tetapi juga menerapkan pola tanam yang baik, menjaga kebersihan lahan, serta melakukan pengamatan rutin di sawah.
“Petani harus memiliki ilmu sekaligus usaha. Jangan membiarkan tanaman terabaikan. Pengendalian hama sebaiknya dilakukan sejak dini, bukan setelah serangan meluas,” imbuh Muhammad Nur.
Meski jumlah POPT di Aceh Utara masih terbatas satu petugas, biasanya membawahi dua hingga tiga Kecamatan yang mencakup puluhan Desa, Dinas tetap berkomitmen melakukan pengawasan dan pendampingan secara berkala.
Syahrul, salah seorang petani di Alue Drien, menyambut baik langkah pengendalian hama yang dilakukan Dinas. Ia berharap kegiatan serupa bisa lebih sering dilakukan agar serangan hama tidak menimbulkan kerugian besar.
“Selama ini kami sudah berusaha melakukan penyemprotan sendiri, tapi hasilnya kurang maksimal. Dengan adanya pendampingan dari dinas, kami lebih tenang karena merasa tidak berjuang sendiri menghadapi hama,” ujarnya.
Serangan hama ditemukan pada lahan padi varietas MR, Ciherang, Cibatu, Inpari, dan Galur, yang telah memasuki usia 60–80 Hari Setelah Tanam (HST). Dari total luas tanam 22 hektare, serangan hama dimaksud tercatat pada 0,75 hektare dengan intensitas sekitar 5 persen.
Untuk mencegah penyebaran lebih luas, pengendalian dilakukan pada lahan seluas 8 hektare menggunakan insektisida Applaud yang difasilitasi UPTD BPTPHP-LPHP Peureulak.
Adapun pada pengendalian hama WBC itu ikut hadir Ketua Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cot Girek, Adhar, POPT Kabupaten Aceh Utara, Vitri Aulia, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Siti Mariah, Mantri Tani Cot Girek, Faisal, Babinsa setempat, serta masyarakat. [ ]