Lingkarkita – Langsa | Masyarakat di Kota Langsa kecewa lantara biaya rapid test covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Langsa sebesar Rp 500.000, dinilai mencekik leher.
“Kami keberatan dengan biaya rapid test yang terlalu mahal. Di atarun yang kita ketahui sudah ditetapkan sebesar Rp 150. 000,’ saya juga seorang dokter, dan kami masyarakat di kampung dengan sukarela membantu biaya perawatan salah seorang sahabat kami sebesar 2, 4 juta,” ujar dr Ramadhan, salah seorang keluarga pasien kepada lingkarkita.com, Minggu (15/11/2020) di RSUD setempat.
Dikatakannya, salah seorang teman mereka yang bernama Dody, harus mendapatkan perawatan medis di RSUD Langsa lantaran mengalami cedera pada bagian kepala karena benturan benda keras.
“Luka di kepalanya sudah dua hari tidak mendapatkan perawatan medis di kediamannya, karna kami sahabatnya merasa prihatin lantaran yang bersangkutan lemah dalam sektor ekonomi, sehingga kami mengumpulkan biaya untuk perawatan Dody di RSUD Langsa,” tuturnya.
Ramadhan menjelaskan, rincian biaya yang harus dibayarkan kepada RUUD Langsa sebesar 2, 4 juta itu diantaranya, biaya yang sudah ditransfer ke komputer Rp 1.558.283, Rapid test; Rp 500.000, Darah rutin; Rp 58.000, KGDS; Rp 21.000, Schedel; Rp 165.000 dan Wrtsh Joint; Rp 135.000.
Sementara, Koordinator Kasir sentral RSUD Langsa, Tety Hariani mengatakan, pembiayaan tersebut sesuai dengan Peraturan direktur (Perdir) RSUD Langsa meskipun pihaknya tidak menjelaskan secara spesifik peraturan tersebut.
Tety Hariani mengaku, pihak RSUD sudah lama membuat ketentuan tersebut. “Jadi kalau memang keberatan, besok datang aja kembali untuk dibicarakan, karena ini hari Minggu, hari libur,” imbuhnya.
Selain itu, saat ditanya apakah ada acuan dan peraturan lain yang mengatur pengutipan rapid test sebesar Rp 500.000,’ itu, Tety Hariani menyebut jika dirinya dan petugas hanya menjalankan perintah atasan.
“Kami tidak pegang aturan itu, kami hanya diperintah sebagai kasir di sini,” tuturnya.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) direktur RSUD Langsa, dr Helmiza Fahry SpOT yang dihubunggi lingkarkita.com, Minggu (15/11) mengatakan, ada mis komunikasi antara managemen dan kasir central di RSUD Langsa.
“Mereka masih mengunakan peraturan sebelumnya, sementara saat ini biaya yang dikenakan hanya Rp 150,000,’. Jika tadi ada komplain dari keluarga pasien, pihak RSUD sudah mengembalikan kelebihan bayar yang tadi,” kata dr Helmiza Fahry SpOT.
Editor: MuRa