Beranda Daerah Lagi-lagi, Pemuda Asal Aceh Utara Jadi Korban TPPO di Kamboja, Yusuf Nekat...

Lagi-lagi, Pemuda Asal Aceh Utara Jadi Korban TPPO di Kamboja, Yusuf Nekat Kabur

74
0
BERBAGI
Muhammad Yusuf (jaket hitam) Saat didampingi Abdul Rafar, Penghubung H. Sudirman atau Haji Uma. (Dok Foto : Chairul Sya'ban / Lingkarkita.com)

Lingkarkita.com, Aceh Utara – Cerita pahit datang dari Muhammad Yusuf (24), pemuda asal Aceh Utara yang baru saja pulang ke tanah kelahirannya setelah empat tahun terjebak dalam jeratan perdagangan manusia di Kamboja.

Perjuangannya keluar dari tekanan, ancaman, menjadi pelajaran berharga betapa kerasnya bekerja di negeri orang tanpa perlindungan hukum yang jelas.

Sabtu malam (27/09/2025), Yusuf dijemput anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Muhammad Yusuf (jaket hitam) Saat Dijemput Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau Haji Uma. (Dok Foto : Ist)

Sehari kemudian, Minggu sore (28/09/2025), ia akhirnya bisa kembali ke rumahnya di Desa Meunasah Dayah, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, disambut tangis haru keluarga.

Namun dibalik kepulangannya, tersimpan pengalaman yang menggetarkan hati. Yusuf mengaku, saat pertama kali dibawa oleh agen dari Malaysia ke Kamboja, ia diharuskan menandatangani kontrak kerja disertai Rp29 juta.

Setelah itu, saat bekerja di tempat perusahaan yang ke dua, ia kembali ditekan untuk membayar Rp55 juta dengan alasan telah merugikan perusahaan judi online tempatnya bekerja. Hal itu berlaku karena telah menandatangani surat perjanjian kerja.

“Kalau uang tak cukup, saya harus minta keluarga di Aceh untuk kirim. Kalau tidak, keselamatan saya terancam,” ungkap Yusuf dengan suara bergetar saat ditemui Lingkarkita.com di rumahnya, Senin (29/09/2025).

Bukan hanya ancaman, Yusuf juga menyaksikan kerasnya dunia kerja di Kamboja. Rekan-rekannya dipukul, disiksa, bahkan dijual ke perusahaan lain layaknya barang dagangan. Semua itu ia dengar langsung dari rekan-rekannya yang mengalami.

Ia sendiri pernah dipaksa membayar 220 dollar di perusahaan tempat ia bekerja karena dianggap gagal memenuhi target, sehingga perusahaan bangkrut. Paspor dan visanya ditahan, membuatnya tak bisa lepas begitu saja.

Situasi semakin memburuk ketika Yusuf mendapat kabar akan dijual ke perusahaan scam. “Kalau sudah dijual ke sana, biasanya orang tidak bisa keluar lagi. Banyak penyiksaan di dalamnya. Makanya saya kabur, meski sempat dipukul dulu,” tuturnya dengan wajah penuh luka batin.

Kakaknya, Maulida, mengaku sempat tiga kali menerima permintaan Yusuf untuk mengirimkan uang. “Awalnya kami tidak tahu Yusuf kerja di situs judi online. Baru belakangan, September ini, kami tahu kalau Yusuf benar-benar terancam. Karena itu, kami kirim uang yang diminta. Kalau tidak, mungkin dia sudah tidak ada lagi,” kata Maulida dengan mata berkaca-kaca.

Kepulangan Yusuf menjadi kebahagiaan besar bagi keluarganya. Namun pengalaman Yusuf adalah bukti betapa kerasnya bekerja di Kamboja dalam jeratan sindikat perdagangan manusia. Ia selamat, tapi trauma mendalam masih jelas membekas di wajahnya. [ ]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here