Beranda Daerah Sambai Oen Peugaga Menjadi Incaran Makanan Khas Buka Puasa di Aceh

Sambai Oen Peugaga Menjadi Incaran Makanan Khas Buka Puasa di Aceh

653
0
BERBAGI
Oen peugaga
Yuli penjual panganan khas Aceh, Oen Peugaga sedang melayani pembeli sembari kedua tangannya tak berhenti bergerak membungkus aneka daun dan rempah yang telah diracik dengan bumbu khusus dalam daun pisang, Rabu (5/4). (Foto: Lingkarkita.com)

Lingkarkita.com, Kota Langsa – Aneka makanan tradisional khas Aceh dijajakan sebagai menu berbuka puasa. Warga ramai-ramai mencari menu favorit yang dijual di sepanjang Jalan Pekan Langsa, Kota Langsa, Aceh.

Selama bulan Ramadhan, berbagai takjil untuk berbuka puasa mudah dijumpai di Jalan Pekan Langsa, yang merupakan kawasan kuliner pada bulan puasa.

Salah satu pedagang makanan tradisional, Yuli (38) mengatakan, banyak masyarakat yang masih mencari jajanan tradisional.

“Sambai oen peugaga menu paling banyak dicari warga untuk berbuka,” kata Yuli kepada Lingkarkita.com, Rabu (5/4/2023) sembari kedua tangannya tak berhenti bergerak membungkus aneka daun dan rempah yang telah diracik dengan bumbu khusus dalam daun pisang.

Sesekali ia menabur bunga kecombrang dan irisan cabai merah, serta rempah-rempah lain di atas irisan dedaunan tersebut.

Yuli terus melayani pembeli yang berdatangan dan mengantri di gerobak jualan miliknya.

Selain Yuli, puluhan etalase lain penjual berbagai macam makanan buka puasa juga berjejer di kawasan tersebut.

Dari mulutnya memanggil setiap orang yang lewat dengan kata-kata, piyoeh…piyoeh..(singgah..singgah).

Dikatakan, Sambai oen peugaga terkenal sebagai salah satu makanan khas dan favorit pada bulan puasa di Aceh. Sambai oen peugaga ini menyerupai penganan urap yang diracik dari bahan baku utama yang terdiri 44 jenis dedaunan di Aceh.

“Cara makannya menggunakan nasi, jadi sambal. Kalau mau makan langsung tanpa nasi juga bisa. Tergantung bagaimana suka,” katanya.

Sambai berarti sambal, sedangkan oeu peugaga berartikan daun pegagan. Yuli mengaku, Era modern ini sambal oen peugaga tergolong sulit dijumpai. Bahkan dirinya harus memesan ke daerah lain untuk kecukupan bahan baku.

Keberadaanya sudah ada sejak lama di Aceh, masuk dalam warisan dari nenek moyang orang Aceh terdahulu. sebab itu Yuli menyebutkan kuliner itu harus dilestarikan.

“Di negeri serambi mekah, bahan baku dalam membuat sambal oen peugaga tidak sulit dijumpai. Selain daun pegagan yang memang bahan baku sajian makanan, selebihnya yakni kumpulan daun-daun dari kebun, dicincang baru kemudian diaduk,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sambal oen peugaga digemari masyarakat Aceh bukan hanya sekedar rasanya yang khas, tetapi di balik penganan tersebut memiliki setumpuk khasiat. Salah satunya, diyakini orang yang menyantap sambal oen peugaga dapat mengeluarkan angin dalam tubuhnya.

“Oen peugaga ini kan hanya ada di bulan puasa, terdiri 44 jenis daun, jadi untuk orang puasa kalau makan ini bisa keluar angin, jadi obat angin,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, sambal oen peugaga juga dinilai mengandung khasiat dalam mengatasi berbagai penyakit, seperti diabetes dan kolestrol.

Yuli mengaku berjualan sambai ini adalah warisasan dari orang tuanya yang sudah menjual sambal oen peugaga sejak ia masih kecil.

Selain daun pegagan, dedaunan yang menjadi resep dalam sambai oen peugaga yakni daun tapak lembar, daun jambu, kemangi, daun mangga, daun ubi-ubian, serta sedikit kelopak bunga kana merah.

Cara membuatnya, semua daun itu harus dicincang dan mengirisnya dengan halus, lalu diaduk menjadi satu campuran dengan bumbu yang telah disediakan.

Untuk membuat hidangan menarik, kata Yuli, sambal oen peugaga ditaburi irisan daun jeruk nipis, serai, potongan cabai merah, dan bunga daun pepaya.

Selain menjual sambai oen peugaga, dirinya juga menjual panganan khas Aceh lainnya seperti, asam udeung, ikan keumamah, sambai asam ue, sayur batang pisang dan lain-lain.

Sukma (40) salah seorang pembeli mengatakan, dirinya sangat menyukai sambai oen peugaga.

Biasanya Sukma menyantap sambal oen peugaga bersamaan dengan nasi serta dimakan begitu saja ketika berbuka puasa.

“Saya setiap puasa selalu beli sambai oen peugaga ini, karena rasanya enak. Biasanya almarhum ayah saya juga suka sekali dengan sambai oen peugaga. Bahkan dulu semasa hidupnya, almarhum suka menanam daun peugaga di sekitar pekarangan rumah,” ujarnya. (mr)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here